welcom ^^

Kamis, 21 Juni 2012

Laporan Oservasi ke SLB C Budi Daya Kasih


Psikologi Pendidikan
Laporan Observasi Perubahan Perilaku Anak Keterbelakangan Mental Pada Siswa SLB  C Budi Daya Kasih


Laporan Penelitian

       
Pada tanggal 12 dan 15 mei 2012 saya melakukan observasi di SLB BUDIDAYA KASIH yang berlokasi  Jakarta Timur, dengan jenjang TKLB-C, SDLB-C, SMPLB-C dan SMALB-C.


 B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana kondisi objektif pembelajaran SLB BUDIDAYA KASIH?
2) Bagaimana metode pembelajaran yang diberikan kepada siswa-siswi SLB BUDIDAYA KASIH?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

 Tujuan
Dengan melihat rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan dan menganalisa kondisi objektif SLB BUDIDAYA KASIH
2. Mendeskripsikan dan menganalisa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di SLB BUDIDAYA KASIH

D. Manfaat
Dari hasil penelitian ini diharapkan agar bermanfaat lebih lanjut diantaranya:
1. Sebagai bahan informasi terhadap SLB BUDIDAYA KASIH
2. Sebagai bahan informasi mengenai cara belajar yang tepat dan metode-metode yang digunakan
3. Menambah ilmu pengetahuan mengenai latar belakang dan keistimewaan anak tunagrahita

E. Metodelogi  Penelitian
a. Metode Wawancara (interview)
Dengan metode ini, saya mewawancarai ibu Dra. I selaku wali kelas dari kelas 5B yang kami jadikan sample dan sudah 24 tahun mengajar di SLB Budi Daya KAsih.
b. Metode observasi
Saya melakukan pengamatan langsung ke sekolah dengan kelas 5B yang dituju sebagai sample, dengan mengikuti kegiatan belajar mengajar mereka selama dua hari.




BAB I
Laporan Hasil Penelitian.

Kondisi Umum SLB BUDIDAYA KASIH
(1)   Letak Geografis Dan Historis,
Dari observasi yang saya lakukan di sekolah luar biasa (SLB) BUDIDAYA KASIH yang berlokasi di Jakarta Timur. Dapat di lihat dari Yayasan Pendidikan SLB Budidaya kasih terdapat jenjang TKLB-C, SDLB-C, SMPLB-C dan SMALB-C. SLB Budidaya pada tahun 1976 yang diketuai oleh N W,beliau mempunyai anak yang memiliki keterbatasan mental yaitu Tunagrahita, dengan Wakil ketuanya J juga mempunyai anak yang memiliki keterbatasan fisik yaitu Tuna Rungu ),dan Bendaharanya A. Ketika itu, mereka berinisiatif mendirikan sekolah yang kemudian dinamakan Budidaya, dengan membeli sebuah gedung. Pertama kali dibentuk sekolah ini hanya memiliki tujuh orang siswa termasuk anak dari N W sendiri. Saat itu guru yang mengajar disekolah ini hanya 2 orang.
Pada Tahun 1977 Pak A adalah salah-satunya. Seiring berjalannya waktu sekolah ini mulai berkembang dan mulai dibentuk dua kelompok yaitu Tuna Rungu dan Telat Belajar. Saat itu, Jumlah siswa ada 78,tetapi masih menumpang di Sekolah Rahayu,dan guru-guru pun bertambah. Saat ini siswa di SLB BUDIDAYA KASIH sudah berjumlah total siswa dari SD – SMA ada skitar 132. Kalau sd saja ada 64 orang.


  (2). Tujuan
Sekolah Luar Biasa (SLB) BUDIDAYA KASIH merupakan salah satu sekolah luar biasa yang ada di kota JAKARTA. Sekolah Luar Biasa (SLB)-BC ini memiliki salah satu tujuan yaitu untuk menyelenggarakan layanan pendidikan bagi individu yang membutuhkan layanan luar biasa tidak hanya bagi mereka yang mengalami keterbelakangan mental atau tunagrahita tetapi tuna rungu, tuna daksa, Tuna Laras dan tuna ganda.

BAB 11
Analisis
            kondisi objektif pembelajaran SLB BUDIDAYA KASIH setiap harinya berjalan selayaknya sekolah pendidikan formal. Setiap hari senin mereka rutin mengadakan upacara bendera dilapangan sekolah. Kegiatan belajar mengajar dilakukan dari hari senin sampai hari jum’at. Pada senjang SDLB dan SMPLB masuk pada pukul 07.30-11.00, dan diselingi jam istirahat pukul 08.30-09.30. Sedangkan pada jenjang SMALB kegiatan belajar mengajar dimulai pada siang hari, selesai siswa-siswi SMPLB selesai belajar. Dengan mengambil satu sample kelas dari SDLB yang terdiri dari lima kelas, Kelas 1-4; kelas 5A-5B  dan kelas 6. Dalam satu kelas terdiri dari 7-8 siswa, dan jumlah wanita dan laki-laki bervariasi. Di SLB ini pun yang membedakan kelas 1-6 adalah umur dan standar kognitif siswa. Dan di sekolah ini semua siswa tidak ada yang tinggal kelas walaupun tidak memenuhi persyaratan tetap naik ke jenjang yang lebih tinggi. Saya mengambil salah-satu kelas yaitu kelas 5A sebagai sample pengamatan. Media pembelajarannyapun  tidak terpaku pada alat yang ada, mereka juga melakukan pembelajar outdoor. Seperti pada belajar mata pelajaran IPA dengan menggunakan metode Role play. Sedangkan pada pelajaran IPS mereka belajar tentang membedakan cara bersalaman kepada orang yang lebih tua dan teman.  SLB Budi Daya Kasih tdk mengadakan terapi sendiri, Tetapi mengadakan keterampilan kemandirian seperti ke toilet  dan pemupukan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri.
               Kelas 5A memiliki 7 orang siswa diantaranya C 16tahun, J 12tahun, G 10tahun, A 11tahun dan I 12tahun, 2 orang lagi yassir dan N yang sedang tidak masuk saat saya melakukan pengamatan. Masing-masing anak melakukan cara belajar dengan menggunakan metode yang berbeda-beda. Mereka memiliki kelebihan dan kekurangan yang bisa diterima oleh semua murid. Usia merekapun bereda-beda dalam satu kelas, seperti C yang dipercayai sebagai ketua kelas oleh ibu I, dia berumur 15 tahun dan memiliki keterbatasan mental / down sindrom. Dari kecil dia sudah mengalami keterbatasan mental, Cmemiliki penampilan yang rapih dan  mempunyai perilaku yang sopan, rajin dan termaksud yang siswa yang paling apik. Sewaktu masih kelas 1 SD dia tidak segan-segan untuk merapihkan seluruh bangku yang ada di kelas- kelas. Akhirnya dia dianjurkan untuk merapihkan bangku yang ada di kelasnya saja. Sikap nya sedikit pendiam, dia lebih banyak duduk dengan mendengarkan lagu dari pada bermain dengan teman-temannya. Sebagai ketua kelas dia selalu mengajak teman-temannya untuk masuk kelas saat bel berbunyi. Cara belajar chairil yaitu mencontoh huruf atau angka yang sudah di berikan oleh wali kelas. Dia juga belajar membaca dengan pelan. Temannya A juga memiliki keterbatas mental dan dia juga hiperaktif, sewaktu masih kecil dia mengalami panas yang sangat tinggi. A sangat senang mengganggu teman-teman nya saat belajar. Metode yang diajarkan adalah dengan cara menebalkan tulisan yang sudah. A belum bisa membaca, dia lebih senang melakukan tindakan-tindakan yang membuat dia aktif.
           G pun begitu, dia mengalami panas yang tinggi saat masih kecil. Dia hanya bisa menulis dengan tangan yang yang dipegangi oleh wali kelasnya. G selalu tersenyum kepada siapapun, bila dia menunjukkan rasa senangnya maka dia akan memegang tangannya dengan loncat-loncatan sambil tertawa. Dia selalu duduk rapih ditempatnya. Sedangkan I memiliki keadaan fisik yang normal dia juga  mengalami kondisi yang sama yaitu sakit panas saat masih kecil. Sewaktu baru masuk ia sangat sering kejang-kejang di sekolah, bahkan dalam seminggu dia mengalami kejang-kajang bisa sampai tiga kali. Tetapi di kelas lima sekarang dia sudah jarang mengalami kejang-kejang. Faktor yang membuat dia mengalami kejang-kejang adalah saat dia merasa bahagia yang berlebihan dan saat dia selesai makan mie atau minuman dingin. Tetapi saat melakukan aktivitas keras yang membuat dia lelah, hampir sehari kondisinya seperti biasa karena dia termaksud atlet badminton di sekolah. Ibnu adalah anak yang pintar berbicara dan berani, dia sudah bisa mendikte kata dan menulisnya. Dia sudah bisa belajar pertambahan, perkalian dalam matematika dan mengetahui hari dan tanggal. Dia paling senang menertawai temannya saat pelajara dan tidak bisa diam. Yang terakhir adalah J berumur 12 tahun, dia memiliki keterbatasan mental dan sewaktu baru masuk sekolah dia autis tapi sekarang sudah berkurang. Ayahnya sudah meninggal dunia dan dia ditinggal ibunya ke amerika, sekarang dia tinggal dengan kakek neneknya. Secara fisikli dia normal seperti anak-anak SD biasa, hanya saja dia kekurangan kasih sayang dari orang tuanya. J anak yang cerdas dan sangat kreatif, dia sangat suka menggambar. Terlihat di sudut kelas tempat biasa J duduk dan tiduran di lantai banyak sekali gambar-gambar hasil karya nya. J salah-satu anak yang paling lancar membaca dan menghitung. Meskipun dia hanya duduk di bawah meja, tetapi saat ditanya dia menjawabnya dengan lancar. Dia kadang suka merenung dan tertawa sendiri, tetapi sangat jarang berbicara. Sewaktu dia tidak mau belajar dia lngsung masuk ke dalam lemari yang ada di kelasnya. Bu Ida sebagai wali kelasnya sangat sabar dan tabah juga tegas terhadap murid-murid sehingga mereka semua mau untuk belajar dengan rajin.        
         SLB Budi Daya Kasih pernah mengikuti beberapa olimpiade olahraga internasional, diantaranya : basket, tenis meja, lari, dan boci. Beberapa dari beberapa siswa SLB Budi Daya Kasih telah sampai hingga ke Beijing dan Athena. Atlet yang diambil dari SLB Budi Daya Kasih awalnya dilihat dari kesehariannya. Jika anak tersebut mempunyai bakat, maka bakat tersebut akan disalurkan dalam bidang keolahragaan. Seperti misalnya anak yang hiperaktif diarahkan untuk menjadi atlet lari. Pada perlombaan kejuaraan, unutuk siswa SLB, tidak ada peserta yang tidak mendapatkan medali. Karena penghargaan untuk siswa SLB merupakan salah satu cara untuk memotivasi agar siswa SLB.

 
Kesimpulan
Dengan meneliti keseharian belajar mengajar di SLB (Sekolah Luar Biasa) C Budi Daya Kasih ini, penulis dapat mengambil himah. Masih banyak orang yang tidak bersyukur dengan apa yang Allah karuniakan kepada kita. Nikmat sehat, nikmat kecerdasan, dan kenikmatan lainnya  kadang masih luput dari ucapan rasa syukur kepada Allah. Oleh karena itu sudah sepatutnya kita selalu bersyukur dan menggunakan nikmat itu dengan sebaik-baiknya.
Seklias, anak-anak yang bersekolah di SLB memang tampak sama dengan kita, namun yang membedakan adalah dari segi kognisinya.Perbedaan sekolah formal biasa dengan Sekolah Luar Biasa ini adalah dalam metode pembelajarammya. Dalam satu kelas belum tentu seorang guru bisa mengajarkan satu metode pengajaran. Karena kemampuan dan keterbelakangan siswa berbeda-beda.