Psikologi Pendidikan
Laporan Observasi Perubahan
Perilaku Anak Keterbelakangan Mental Pada Siswa SLB C Budi Daya Kasih
Laporan Penelitian
Pada tanggal 12 dan 15 mei 2012 saya melakukan
observasi di SLB BUDIDAYA KASIH yang berlokasi Jakarta Timur, dengan jenjang TKLB-C, SDLB-C, SMPLB-C
dan SMALB-C.
B.
Rumusan Masalah
1) Bagaimana kondisi objektif pembelajaran SLB
BUDIDAYA KASIH?
2) Bagaimana metode
pembelajaran yang diberikan kepada siswa-siswi SLB BUDIDAYA KASIH?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan
Dengan melihat rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan dan menganalisa kondisi objektif SLB BUDIDAYA KASIH
2. Mendeskripsikan dan menganalisa
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di SLB BUDIDAYA KASIH
D. Manfaat
Dari hasil penelitian ini diharapkan agar bermanfaat lebih lanjut diantaranya:
1. Sebagai bahan informasi terhadap SLB BUDIDAYA KASIH
2. Sebagai bahan informasi mengenai
cara belajar yang tepat dan metode-metode yang digunakan
3. Menambah ilmu pengetahuan mengenai
latar belakang dan keistimewaan anak tunagrahita
E. Metodelogi Penelitian
a. Metode Wawancara (interview)
Dengan metode ini, saya mewawancarai
ibu Dra.
I selaku wali kelas dari kelas 5B yang kami jadikan sample dan sudah 24 tahun
mengajar di SLB Budi Daya KAsih.
b. Metode observasi
Saya melakukan pengamatan langsung
ke sekolah dengan kelas 5B yang dituju sebagai sample, dengan mengikuti
kegiatan belajar mengajar mereka selama dua hari.
BAB I
Laporan Hasil Penelitian.
Kondisi Umum SLB BUDIDAYA KASIH
(1)
Letak
Geografis Dan Historis,
Dari observasi yang
saya lakukan di sekolah luar biasa (SLB) BUDIDAYA KASIH yang berlokasi di Jakarta Timur. Dapat di
lihat dari Yayasan Pendidikan SLB Budidaya kasih terdapat jenjang TKLB-C,
SDLB-C, SMPLB-C dan SMALB-C. SLB
Budidaya pada tahun 1976 yang diketuai oleh N W,beliau mempunyai
anak yang memiliki keterbatasan mental yaitu Tunagrahita, dengan Wakil ketuanya
J juga mempunyai anak yang memiliki keterbatasan fisik yaitu
Tuna Rungu ),dan Bendaharanya A.
Ketika itu, mereka berinisiatif mendirikan sekolah yang kemudian dinamakan Budidaya, dengan
membeli sebuah gedung. Pertama kali dibentuk sekolah ini hanya memiliki tujuh
orang siswa termasuk anak dari N W sendiri. Saat itu guru yang mengajar
disekolah ini hanya 2 orang.
Pada Tahun 1977 Pak A adalah salah-satunya. Seiring berjalannya waktu
sekolah ini mulai berkembang dan mulai dibentuk dua kelompok yaitu Tuna Rungu
dan Telat Belajar. Saat itu, Jumlah siswa ada 78,tetapi masih menumpang di
Sekolah Rahayu,dan guru-guru pun bertambah. Saat ini siswa di SLB BUDIDAYA
KASIH sudah berjumlah total siswa dari SD – SMA ada skitar
132. Kalau sd saja ada 64 orang.
(2). Tujuan
Sekolah Luar Biasa
(SLB) BUDIDAYA KASIH merupakan salah satu sekolah luar biasa yang ada di kota
JAKARTA. Sekolah Luar Biasa (SLB)-BC ini memiliki salah satu tujuan yaitu untuk
menyelenggarakan layanan pendidikan bagi individu yang membutuhkan layanan luar
biasa tidak hanya bagi mereka yang mengalami keterbelakangan mental atau
tunagrahita tetapi tuna rungu, tuna daksa, Tuna Laras dan tuna ganda.
BAB 11
Analisis
kondisi
objektif pembelajaran SLB BUDIDAYA KASIH setiap harinya berjalan selayaknya sekolah
pendidikan formal. Setiap hari senin mereka rutin mengadakan upacara bendera
dilapangan sekolah. Kegiatan belajar mengajar dilakukan dari hari senin sampai
hari jum’at. Pada senjang SDLB dan SMPLB masuk pada pukul 07.30-11.00, dan
diselingi jam istirahat pukul 08.30-09.30. Sedangkan pada jenjang SMALB
kegiatan belajar mengajar dimulai pada siang hari, selesai siswa-siswi SMPLB
selesai belajar. Dengan mengambil satu sample kelas dari
SDLB yang terdiri dari lima kelas, Kelas 1-4; kelas 5A-5B dan kelas 6. Dalam satu kelas terdiri dari 7-8 siswa, dan jumlah wanita
dan laki-laki bervariasi. Di SLB ini pun yang membedakan kelas 1-6 adalah umur
dan standar kognitif siswa. Dan di sekolah ini semua siswa tidak ada yang
tinggal kelas walaupun tidak memenuhi persyaratan tetap naik ke jenjang yang
lebih tinggi. Saya mengambil salah-satu kelas yaitu kelas 5A sebagai sample
pengamatan. Media pembelajarannyapun tidak terpaku pada alat yang ada, mereka juga
melakukan pembelajar outdoor. Seperti pada belajar mata pelajaran IPA dengan
menggunakan metode Role play. Sedangkan pada pelajaran IPS mereka belajar tentang
membedakan cara bersalaman kepada orang yang lebih tua dan teman. SLB Budi Daya Kasih tdk mengadakan terapi
sendiri, Tetapi mengadakan keterampilan kemandirian seperti ke toilet dan pemupukan rasa tanggung jawab terhadap diri
sendiri.
Kelas 5A memiliki 7 orang siswa
diantaranya C 16tahun, J 12tahun, G 10tahun, A 11tahun dan I 12tahun, 2 orang lagi yassir dan N yang sedang tidak masuk saat saya
melakukan pengamatan. Masing-masing anak melakukan cara belajar dengan
menggunakan metode yang berbeda-beda. Mereka memiliki kelebihan dan kekurangan
yang bisa diterima oleh semua murid. Usia merekapun bereda-beda dalam satu
kelas, seperti C yang dipercayai sebagai ketua kelas oleh ibu I, dia
berumur 15 tahun dan memiliki keterbatasan mental / down sindrom. Dari kecil
dia sudah mengalami keterbatasan mental, Cmemiliki penampilan yang rapih
dan mempunyai perilaku yang sopan, rajin
dan termaksud yang siswa yang paling apik. Sewaktu masih kelas 1 SD dia tidak
segan-segan untuk merapihkan seluruh bangku yang ada di kelas- kelas. Akhirnya
dia dianjurkan untuk merapihkan bangku yang ada di kelasnya saja. Sikap nya
sedikit pendiam, dia lebih banyak duduk dengan mendengarkan lagu dari pada bermain
dengan teman-temannya. Sebagai ketua kelas dia selalu mengajak teman-temannya
untuk masuk kelas saat bel berbunyi. Cara belajar chairil yaitu mencontoh huruf
atau angka yang sudah di berikan oleh wali kelas. Dia juga belajar membaca
dengan pelan. Temannya
A juga memiliki keterbatas mental dan dia juga hiperaktif, sewaktu masih
kecil dia mengalami panas yang sangat tinggi. A sangat senang mengganggu
teman-teman nya saat belajar. Metode yang diajarkan adalah dengan cara
menebalkan tulisan yang sudah. A belum bisa membaca, dia lebih senang
melakukan tindakan-tindakan yang membuat dia aktif.
G pun begitu, dia mengalami panas yang tinggi saat masih kecil. Dia hanya bisa
menulis dengan tangan yang yang dipegangi oleh wali kelasnya. G selalu
tersenyum kepada siapapun, bila dia menunjukkan rasa senangnya maka dia akan
memegang tangannya dengan loncat-loncatan sambil tertawa. Dia selalu duduk
rapih ditempatnya. Sedangkan
I memiliki keadaan fisik yang normal dia juga mengalami kondisi yang sama yaitu sakit panas
saat masih kecil. Sewaktu baru masuk ia sangat sering kejang-kejang di sekolah,
bahkan dalam seminggu dia mengalami kejang-kajang bisa sampai tiga kali. Tetapi
di kelas lima sekarang dia sudah jarang mengalami kejang-kejang. Faktor yang
membuat dia mengalami kejang-kejang adalah saat dia merasa bahagia yang
berlebihan dan saat dia selesai makan mie atau minuman dingin. Tetapi saat
melakukan aktivitas keras yang membuat dia lelah, hampir sehari kondisinya
seperti biasa karena dia termaksud atlet badminton di sekolah. Ibnu adalah anak
yang pintar berbicara dan berani, dia sudah bisa mendikte kata dan menulisnya.
Dia sudah bisa belajar pertambahan, perkalian dalam matematika dan mengetahui
hari dan tanggal. Dia paling senang menertawai temannya saat pelajara dan tidak
bisa diam. Yang terakhir adalah
J berumur 12 tahun, dia memiliki keterbatasan mental dan sewaktu baru
masuk sekolah dia autis tapi sekarang sudah berkurang. Ayahnya sudah meninggal
dunia dan dia ditinggal ibunya ke amerika, sekarang dia tinggal dengan kakek
neneknya. Secara fisikli dia normal seperti anak-anak SD biasa, hanya saja dia
kekurangan kasih sayang dari orang tuanya. J anak yang cerdas dan sangat
kreatif, dia sangat suka menggambar. Terlihat di sudut kelas tempat biasa J duduk
dan tiduran di lantai banyak sekali gambar-gambar hasil karya nya. J salah-satu anak yang paling lancar membaca dan menghitung. Meskipun dia hanya
duduk di bawah meja, tetapi saat ditanya dia menjawabnya dengan lancar. Dia
kadang suka merenung dan tertawa sendiri, tetapi sangat jarang berbicara.
Sewaktu dia tidak mau belajar dia lngsung masuk ke dalam lemari yang ada di
kelasnya. Bu Ida sebagai wali kelasnya sangat sabar dan tabah juga tegas
terhadap murid-murid sehingga mereka semua mau untuk belajar dengan rajin.
SLB Budi Daya Kasih pernah mengikuti beberapa
olimpiade olahraga internasional, diantaranya : basket, tenis meja, lari, dan
boci. Beberapa dari beberapa siswa SLB Budi Daya Kasih telah sampai hingga ke
Beijing dan Athena. Atlet yang diambil dari SLB Budi Daya Kasih awalnya dilihat
dari kesehariannya. Jika anak tersebut mempunyai bakat, maka bakat tersebut
akan disalurkan dalam bidang keolahragaan. Seperti misalnya anak yang hiperaktif
diarahkan untuk menjadi atlet lari. Pada perlombaan kejuaraan, unutuk siswa
SLB, tidak ada peserta yang tidak mendapatkan medali. Karena penghargaan untuk
siswa SLB merupakan salah satu cara untuk memotivasi agar siswa SLB.
Kesimpulan
Dengan meneliti keseharian
belajar mengajar di SLB (Sekolah Luar Biasa) C Budi Daya Kasih ini, penulis
dapat mengambil himah. Masih banyak orang yang tidak bersyukur dengan apa yang
Allah karuniakan kepada kita. Nikmat sehat, nikmat kecerdasan, dan kenikmatan
lainnya kadang masih luput dari ucapan
rasa syukur kepada Allah. Oleh karena itu sudah sepatutnya kita selalu
bersyukur dan menggunakan nikmat itu dengan sebaik-baiknya.
Seklias, anak-anak yang
bersekolah di SLB memang tampak sama dengan kita, namun yang membedakan adalah
dari segi kognisinya.Perbedaan sekolah formal biasa dengan Sekolah Luar Biasa
ini adalah dalam metode pembelajarammya. Dalam satu kelas belum tentu seorang
guru bisa mengajarkan satu metode pengajaran. Karena kemampuan dan
keterbelakangan siswa berbeda-beda.