Pertemuan Pertama (Maret)
“Konsep
Sehat”
Manusia yang sehat mental adalah
manusia yang mampu menguasai segala factor dalam hidupnya sehingga ia
dapat menguasai kekalutan mental sebagai akibat dari tekanan-tekanan perasaan,
memiliki harapan hidup optimis dan manusia yang mampu memamfaatkan segala
potensi, kapasitas, kreativitas, energy dan dorongan dalam diri.
Defenisi sehat beberapa Tokoh Psikologi:
- Kepribadian sehat adalah yang memiliki orientasi produktif (Fromm)
- Manusia sehat adalah manusia yang mencapai kematangan (Allport)
- Allport mengakui bahwa peranan orang tua (ibu) mempengaruhi perkembangan proprium anak.
- Menurut Maslow, setiap individu memiliki potensi untuk berkembang (Personal growth). yang mampu mengaktualisasikan dirinya dan mencapai kebahagiaan (Maslow)
- Manusia sehat adalah yang mampu mengalahkan kecemasan dan kebutuhan neurotiknya (Horney)
- Orang yang sehat menurut Rogers adalah orang yang bisa mengaktualisasikan dirinya. Aktualisasi diri terjadi berkesinambungan, tidak statis. Aktualisasi diri adalah suatu proses yang sulit dan terkadang menyakitkan. (Carl Rogers).
KONSEP SEHAT SAKIT MENURUT BUDAYA MASYARAKAT
Istilah sehat mengandung banyak
muatan kultural, sosial dan pengertian profesional yang beragam. Dulu dari
sudut pandangan kedokteran, sehat sangat erat kaitannya dengan kesakitan dan
penyakit. Dalam kenyataannya tidaklah sesederhana itu, sehat harus dilihat dari
berbagai aspek. WHO melihat sehat dari berbagai aspek.
Bagaimana Kepribadian yang Sehat??
a) Perluasan Perasaan Diri.
b) Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang Lain
c) Keamanan Emosional
d) Persepsi realistis
e) Keterampilan dan Tugas
f) Pemahaman Diri
g) Filsafat Hidup yang Mempersatukan
"Pendekatan kesehatan mental "
Dalam kesehatan mental ada beberapa para ahli yang
mengemukakan semacam orientasi umum dan pola-pola wawasan kesehatan mental, salah
satunya yaitu Saparinah Sardli (dalam Suroso, 2001: 132) yang mengemukakan tiga
orientasi kesehatan mental.
1. Orientasi Klasik
2. Orientasi Penyesuaian Diri
3. Orientasi Pengembangan Potensi Diri
Pertemuan
ke2
“Teori
Kepribadian Sehat Menurut Allport, Rogers, Maslow, dan Erick fromm”
1. Menurut
Allport
“Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system
psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau
khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya”
Ciri-Ciri Kepribadian yang Matang Menurut Allport :
1.
Ekstensi sense of self
2.
Hubungan hangat/akrab dengan orang lain,
Kapasitas intimacy (hubungan
kasih dengan keluarga dan teman) dan
compassion (pengungkapan
hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang)
3.
Penerimaan diri:
Kemampuan untuk mengatasi reaksi berlebih hal-hal yang
menyinggung dorongan khusus (misal : mengolah dorongan seks) dan menghadapi
rasa frustasi, kontrol diri, presan proporsional.
4.
Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan penugasan
yaitu, kemampuan memandang orang lain, objek, dan situasi.
5.
Objektifikasi diri: insight dan humor yaitu,
kemampuan diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain.
6.
Filsafat Hidup yaitu, ada latar belakang yang
mendasari semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan dan arti.
Peranan Positif Regards
Dalam
hidupnya, manusia selalu mempunyai perasaan dan kebutuhan untuk dicintai,
disukai dan diterima oleh orang lain.
Ciri Orang
yang Berfungsi Sepenuhnya :
1) Keterbukaan terhadap
pengalaman (openness to experience)
2) hidup menjadi
(existential living)
3) keyakinan organismik (organismic trusting)
4) pengalaman kebebasan (experiental freedom)
5) kreativitas (creativity)
2. Menurut Rogers
Pendapat rogers : “ memahami dan
menjelaskan teori kepribadian sehat menurut rogers, yang meliputi”
1. Perkembangan kepribadian atau “self” Menurut
Rogers, pribadi yang sehat muncul dari aktualisasi diri seseorang dalam
kehidupannya.
2. Peranan positive regard dalam pembentukan
kepribadian individu Kebutuhan tersebut disebut “need for positive regard” Kebutuhan tersebut dibagi menjadi dua,
yaitu :
1. conditional positive regard (bersyarat),
2. unconditional positive regard (tak bersyarat).
3. Abraham Maslow
Hirarki
Kebutuhan
Maslow mengembangkan teori tentang
bagaimana semua motivasi saling berkaitan. Ia menyebut teorinya sebagai
“hirarki kebutuhan”. Kebutuhan ini mempunyai tingkat yang berbeda-beda. Ketika
satu tingkat kebutuhan terpenuhi atau mendominasi, orang tidak lagi mendapat
motivasi dari kebutuhan tersebut. Selanjutnya orang akan berusaha memenuhi
kebutuhan tingkat berikutnya. Maslow membagi tingkat kebutuhan manusia menjadi
sebagai berikut:
1.
Kebutuhan Psikologis
2.
Kebutuhan Rasa Aman
3.
Kebutuhan Sosial
4.
Kebutuhan Akan Penghargaan
5.
Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri
4. Menurut Eric Fromm
Teori ericfromm adalah teori yang
menggunakan pendekatan sosial psikologis dimana pemusatan perhatianya pada
penguraian cara-cara dimana struktur dan dinamika-dinamika masyarakat tertentu
membentuk para anggotanya sehingga karakter para anggota tersebut sesuai dengan
nilai yang ada pada masyarakat.
Kebutuhan
dasar manusia menurut eric fromm:
- Kebutuhan akan keberhubungan kebutuhan ini adalah secara spesifik aktif dan produktif mencintai orang lain
- Kebutuhan akan trandensi mengungguli alam menjadi mahluk yang kreatif
- Kebutuhan akan kemantapan ingin meiliki rasa bersahaja pada dunia dan orang lain supaya dapat beradaptasi di dunia
- Kebutuhan akan idenditas brusaha untuk memiliki rasa idenditas personal dan keunikan guna menciptakan rasa yang terlepas dari dunia
- Kebutuhan akan kerangka orientasi untukmencptakan rasa yang terlepas dari dunia
“Pengertian
Stress, Tipe-Tipe stress, dan simptom Reducing Respon Terhadap Stress
“ Pendapat Selye tersebut merangkum
pendapat lain yang mengatakan bahwa stress pada hakekatnya merupakan stimulus
dimana setiap peristiwa atau kejadian dalam kehidupan menimbulkan respon yang
lebih berpotensi menekan emosional yang berujung pada menurunnya kesehatan
tubuh. Ada faktor individual dan sosial penyebab stres. Menurut Hans Selya
membagi stress membagi stress dalam 3 tingkatan,
a. Eustress adalah
respon stress ringan yang menimbulkan rasa bahagia, senang, menantang, dan
menggairahkan. b. Distress merupakan respon stress yang buruk dan
menyakitkan sehingga tak mampu lagi diatasi
c. Optimal stress atau Neustress adalah
stress yang berada antara eustress dan distres, merupakan respon stress yang
menekan namun masih seimbang untuk menghadapi masalah dan memacu untuk lebih
bergairah, berprestasi, meningkatkan produktivitas kerja dan berani bersaing.
Ada beberapa jenis-jenis/ tipe-tipe stressor
psikologis (dirangkum dari folkman, 1984; Coleman,dkk,1984 serta Rice, 1992)
yaitu:
1.
Tekanan (pressures)
2.
Frustasi
3.
Konflik
Ada 3
jenis konflik yaitu :
a. Approach – approach conflict, terjadi apabila individu harus satu
diantara dua alternatif yang sama-sama disukai.
b. Avoidence – avoidence conflict,
terjadi bila individu diharapkan pada dua pilihan yang sama- sama tidak disenangi.
c. Approach – avoidence conflict, adalah situasi dimana
individu merasa tertarik sekaligus tidak menyukai atau ingin menghindar dari
seseorang atau suatu objek yang sama.
Symptom Reducing Responses terhadap Stress :
Mekanisme Pertahanan Diri
Kompensasi, Overcompensation / Reaction Formation, Sublimasi, Proyeksi, Introyeksi,
Reaksi Konversi, Represi, SupresiDenial, Regresi, Fantasi, Negativisme
dan Sikap Mengritik Orang Lain.
Pendekatan Problem Solving terhadap
Stress
Salah
satu cara dalam menangani stress yaitu menggunakan metode biofeddback, tekniknya adalah
mengetahui bagian-bagian tubuh mana yang terkena stress kemudian belajar untuk
menguasainya.
Strategi Coping untuk
Mengatasi Stress
Menurut Lazurus penanganan stress atau coping terdiri
dari dua bentuk, yaitu :
1. Coping yang berfokus pada masalah (problem focused coping)
2. Coping yang berfokus pada
emosi (problem focused coping)
Strategi Penanganan stress denagn
mendekat dan menghindar
1. Strategi mendekati (approach strategies) meliputi usaha
kognitif untuk memahami penyebab stress dan usaha untuk mengahadapi penyebab
stress tersebut dengan cara mengahadapi penyebabnya atau konsekuensi yang
ditimbulkannya secara langsung.
2. Strategi menghindar (avoidance strategies) meliputi usaha
kognitif untuk menyangkal atau meminimalisasikan penyebab stress dan usaha yang
muncul dalam tingkah laku, untuk menarik diri atau menghindar dari penyebab
stress.
“Pengertian Koping Stres”
Mekanisme
koping adalah cara yang digunakan individu dalam menyelesaikan masalah,
mengatasi perubahan yang terjadi dan situasi yang mengancam baik secara
kognitif maupun perilaku.
Pertemuan
Kedua (April)
Penyesuaian
Diri
Apabila
ada keharmonisan emosi, perasaan positif, mengendalikan emosi dan tingkah laku,
integrasi motif-motif akan muncul ketenangan mental. Kita tidak dapat memiliki
satu tanpa yang lain-lainnya.
Pertumbuhan
Personal
Teori
Kepribadian Sehat Teori Kepribadian Sehat
- Aliran Psikoanalisa
Sigmund Freud
(1856-1939) mengajukan satu dari teori-teori tentang tingkah laku manusia yang
paling komprehensif dan paling berpengaruh dalam sejarah mutakhir. Muncul
sebagai pokok perdebatan sejak diterbitkannya karya besarnya yang pertama pada
tahun 1900 “The Interpretation of Dreams”, Freud merupakan seorang perintis
yang mengabdikan hidupnya untuk mengupas masalah orang –orang yang menderita
sakit mental.
- Aliran Behaviorisme
Yang mendapat
sebutan “mazab kedua” dalam bidang ilmu tentang tingkah laku adalah para ahli
yang berhubungan rapat dengan Behaviorisme. Teori yang bersifat umum ini
dirumuskan oleh Jhon B. Watson (1878-1958) tepat pada peralihan abad ini. Ia
berusaha menjadikan studi tentang manusia seobjektif dan seilmiah mungkin, ia
berusaha mereduksikan tingkah laku manusia menjadi perkara kimiawi dan fisik
semata.
- Aliran Humanistik
Studi tentang
orang-orang yang sakit mental memang bernilai, tetapi tidak cukup.
Pertemuan 3 (Mei)
Pengertian dan Konsep Penyesuaian diri
Seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri atau tidak mampu menyesuaikan diri, kondisi fisik, mental, dan emosional dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan dimana kemungkinan akan berkembang proses penyesuaian yang baik atau yang salah. Penyesuaian diri adalah suatu proses. Kepribadian yang sehat ialah memiliki kemampuan untuk mengadakan penyesuaian diri secara harmonis, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya.
Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai berikut:
- Penyesuaian diri yang berarti adaptasi dapat mempertahankan eksitensi, atau bisa mempertahankan diri dan memperoleh kesejahteaan jasmani dan rohani
- Penyesuaian diri berarti penguasaan diri dan kematangan emosional.
- Penyesuaian dapat juga diartikan sebagai konformitas, yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip.
- Penyesuaian diri berarti penguasaan diri dan kematangan emisional. Kematangan emosional berarti memiliki respons emosional yang sehat dan tepat pada setiap persoalan dan situ.
Konsep diri meliputi seluruh aspek dalam keberadaan
dan pengalaman seseorang yang disadari oleh individu tersebut. Konsep diri yang
sudah terbangun tidak mungkin tidak melakukan perubahan sama sekali, hanya
tetapi akan terasa sulit. Perubahan biasanya paling mudah terjadi ketika adanya
penerimaan dari orang lain yang membantu seseorang untuk mengurangi kecemasan
dan ancaman serta untuk mengakui dan menerima pengalaman-pengalaman yang
sebelumnya ditolak.
Pertumbuhan personal
Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan
karakter atau kepribadian. Dan hal tersebut membutuhkan proses yang sangat
panjang dan banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadiannya
tersebut dan keluarga adalah faktor utama yang akan sangat mempengaruhi
pembentukan kepribadian. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang
paling dekat dan kita lebih sering bersama dengan keluarga. Setiap keluarga
pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma tersebut pasti
akan mempengaruhi dalam pertumbuhan personal individu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan
pertumbuhan individu:
- Faktor Genetik (Menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti temperamen)
- Faktor Eksternal/Lingkungan (Faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya)
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai
hasil dari roses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal
pada anak yang sehat pada waktu yang normal.
Hubungan Interpersonal
A. MODEL-MODEL HUBUNGAN ITERPERSONAL
1.
Model pertukaran sosial (social exchange model) Hubungan
interpersonal diidentikan dengan suatu transaksi dagang. Orang berinteraksi
karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Artinya dalam hubungan
tersebut akan menghasilkan ganjaran (akibat positif) atau biaya (akibat
negatif) serta hasil / laba (ganjaran dikurangi biaya).
2.
Model peranan (role model) Hubungan interpersonal
diartikan sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang memainkan peranannya
sesuai naskah yang dibuat masyarakat. Hubungan akan dianggap baik bila individu
bertindak sesuai ekspetasi peranan (role expectation), tuntutan peranan (role
demands), memiliki ketrampilan (role skills) dan terhindar dari konflik
peranan. Ekspetasi peranan mengacu pada kewajiban, tugas dan yang berkaitan
dengan posisi tertentu, sedang tuntutan peranan adalah desakan sosial akan
peran yang harus dijalankan. Sementara itu ketrampilan peranan adalah kemampuan
memainkan peranan tertentu.
3.
Model permainan (games people play model) Model
menggunakan pendekatan analisis transaksional. Model ini menerangkan bahwa
dalam berhubungan individu-individu terlibat dalam bermacam permaianan.
4.
Model Interaksional (interacsional model) Model
ini memandang hubungann interpersonal sebagai suatu sistem . Setiap sistem
memiliki sifat struktural, integratif dan medan. Secara singkat model ini
menggabungkan model pertukaran, peranan dan permainan.
B. Memulai hubungan
Tahap-tahap dalam hubungan interpersonal yakni
meliputi :
1.
Pembentukan (Tahap ini sering disebut juga dengan
tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan hal-hal menarik dari proses
perkenalan. Fase pertama, “fase kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha
kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing
pihak berusaha menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain.
Bila mereka merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri.
Pada tahap ini informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan,
tempat tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya.)
2.
Peneguhan Hubungan (Hubungan interpersonal tidaklah
bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh
hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk
mengembalikan keseimbangan)
C. Intimasi dan hubungan pribadi
(Atwater (1983) mengemukakan bahwa intimasi mengarah
pada suatu hubungan yang bersifat informal, hubungan kehangatan antara dua
orang yang diakibatkan oleh persatuan yang lama. Intimasi mengarah pada
keterbukaan pribadi dengan orang lain, saling berbagi pikiran dan perasaan
mereka yang terdalam. Intimasi semacam ini membutuhkan komunikasi yang penuh
makna untuk mengetahui dengan pasti apa yang dibagi bersama dan memperkuat
ikatan yang telah terjalin. Hal tersebut dapat terwujud melalui saling berbagi
dan membuka diri, saling menerima dan menghormati, serta kemampuan untuk
merespon kebutuhan orang lain (Harvey dan Omarzu dalam Papalia dkk, 2001).
Cinta dan Perkawinan
Hirning dan Hirning (1956) mengatakan bahwa
penyesuaian perkawinan itu lebih kompleks dibandingkan yang terlihat. Dua orang
memasuki perkawinan harus menyesuaikan satu sama lain dengan tingkatan yang
berbeda-beda. Untuk tingkat organismik mereka harus menyesuaikan diri dengan
sensori, motor, emosional dan kapasitas intelektual dan kebutuhan. Untuk
tingkat kepribadian, masing-masing mereka harus menyesuaikan diri dengan
kebiasaan, keterampilan, sikap, ketertarikan, nilai-nilai, sifat, konsep ego,
dan kepercayaan. Pasangan juga harus menyesuaikan dengan lingkungan mereka,
termasuk rumah tangga yang baru, anak-anak, sanak keluarga, teman, dan
pekerjaan.
Duvall dan Miller (1985) mengatakan bahwa penyesuaian
perkawinan itu adalah proses membiasakan diri pada kondisi baru dan berbeda
sebagai hubungan suami istri dengan harapan bahwa mereka akan menerima tanggung
jawab dan memainkan peran sebagai suami istri. Penyesuaian perkawinan ini juga
dianggap sebagai persoalan utama dalam hubungan sebagai suami istri.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian
perkawinan adalah dua orang memasuki tahap perkawinan dan mulai membiasakan
diri dengan situasi baru sebagai suami istri yang saling menyesuaikan dengan
kepribadian, lingkungan, kehidupan keluarga, dan saling mengakomodasikan
kebutuhan, keinginan dan harapan.
Sumber:
http://WEB-INF.prmob.net/views/ltr/article.jspx
http://megha-blogs.blogspot.com/2013/04/a.html
Daftar pustaka:
http://www.psychologymania.com/2010/03/gordon-allport-tokoh-psikologi.html
Suryabrata Sumadi, B.A., M.A., Ed.S., Ph.D. Psikologi Kepribadian. PT Raja Grafindopersada. Jakarta. 2008 Hall S. Calvin & Lindzey Gardner. Teori-teori psikodinamik (klinis). KANISIUS (Anggota IKAPI). Yogyakarta. 1993
http://makalahpsikologi.blogspot.com/2010/08/kepribadian-sehat-menurut-abraham.html
sumber foto :
http://www.123rf.com/photo_12704543_maslow-s-hierarchy-of-needs.html
http://www.encounter.hu/sites/default/files/carlrogers_1_2.jpg
http://isites.harvard.edu/fs/docs/icb.topic20826.files/Allport2.jpg
http://0.tqn.com/d/psychology/1/0/m/9/Abraham_maslow.jpg
http://www.theosophyonline.com/userfiles/image/Erich_Fromm.jpg
http://www.psychologymania.com/2010/03/gordon-allport-tokoh-psikologi.html
Suryabrata Sumadi, B.A., M.A., Ed.S., Ph.D. Psikologi Kepribadian. PT Raja Grafindopersada. Jakarta. 2008 Hall S. Calvin & Lindzey Gardner. Teori-teori psikodinamik (klinis). KANISIUS (Anggota IKAPI). Yogyakarta. 1993
http://makalahpsikologi.blogspot.com/2010/08/kepribadian-sehat-menurut-abraham.html
sumber foto :
http://www.123rf.com/photo_12704543_maslow-s-hierarchy-of-needs.html
http://www.encounter.hu/sites/default/files/carlrogers_1_2.jpg
http://isites.harvard.edu/fs/docs/icb.topic20826.files/Allport2.jpg
http://0.tqn.com/d/psychology/1/0/m/9/Abraham_maslow.jpg
http://www.theosophyonline.com/userfiles/image/Erich_Fromm.jpg
Sumber
Sunanti Z. Soejoeti. Konsep Sehat, Sakit dan Penyakit dalam Konteks Sosial
Budaya.1-11
Schultz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan : Model-model Kepribadian Sehat. Alih bahasa : Yustinus. Yogya : Kanisius
(Sumber :Rochman, K.L.
2010. Kesehatan
Mental. Purwokerto : Fajar
Media Press)
(Sumber : Syamsu Yusuf. 2009. Mental Hygiene. Bandung :
Maestro)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar