welcom ^^

Rabu, 27 Maret 2013

Tulisan 2



Teori Kepribadian Sehat
     
    Banyak teori dalam psikoanalisis yang membahas kepribadian manusia. Dalam membahas teori tersebut para tokoh dari masing-masing aliran membahas mengenai kepribadian manusia dari sudut pandang yang berbeda.

  •  Aliran Psikoanalisa
         Sigmund Freud (1856-1939) mengajukan satu dari teori-teori tentang tingkah laku manusia yang paling komprehensif dan paling berpengaruh dalam sejarah mutakhir. Muncul sebagai pokok perdebatan sejak diterbitkannya karya besarnya yang pertama pada tahun 1900 “The Interpretation of Dreams”, Freud merupakan seorang perintis yang mengabdikan hidupnya untuk mengupas masalah orang –orang yang menderita sakit mental. Selama karirnya freud berusaha meredukasikan tingkah laku manusia ke dalam ukuran kimiawi dan fisik belaka. Jiwa dilukiskannya sebagai gunung es yang puncaknya yaitu bagian yang sadar, merupakan bagian kecil dibandingkan bagian yang tidak Nampak, yang merupakan bagian tidak sadar. Dari asal binatangnya mausia memperoleh aneka dorongan dasar yang bersifat turunan dan naluriah. Dorongan-dorongan ini dapat dibedakan menjadi dua kategori besar yaitu, naluri hidup kearah pelestarian diri erta perkembanganbiakan. Dalam kategori ini dorongan seks adalah yang terpenting. Naluri-naluri binatang dan tak sadar ini disebutnya “id” ini memiliki sifat-sifat penuh daya, antisocial, dan irasional. Ia hanya mengenal dorongan untuk memperoleh kepuasan.

  • Aliran Behaviorisme
          Yang mendapat sebutan “mazab kedua” dalam bidang ilmu tentang tingkah laku adalah para ahli yang berhubungan rapat dengan Behaviorisme. Teori yang bersifat umum ini dirumuskan oleh Jhon B. Watson (1878-1958) tepat pada peralihan abad ini. Ia berusaha menjadikan studi tentang manusia seobjektif dan seilmiah mungkin, ia berusaha mereduksikan tingkah laku manusia menjadi perkara kimiawi dan fisik semata. Di pihak lain, kaum Behavioris cenderung menyelidiki rata-rata orang seumumnya, dengan mengagungkan metode-metode statistik. Mereka lebih suka mempelajari apa yang ada dari padaapa yang mungkin ataupun yang harus ada.

  • Aliran Humanistik
         Studi tentang orang-orang yang sakit mental memang bernilai, tetapi tidak cukup. Studi tentang binatang pun berharga pula, namun juga tidak cukup. Sedangkan studi tentang rata-rata orang tidak akan dengan sendirinya memecahkan persoalan. Untuk memahami gejala sakit mental kita perlu memahami kesehatam mental secara menyeluruh. Pada pendapat Maslow sebuah teori yang menyeluruh tantang tingkah laku manusia harus mencangkup determinan-determinan internal atau intrinsic tingkah laku maupun dengan determinan ektrinsik atau eksternal dan environmental. Freud terpukau pada yang pertama, sedangkan kaum Behavioris pada yang kedua. Kedua pandangan itu perlu digabungkan. Studi objektif semata tentang tingkah laku manusia belumlah cukup; untuk memperoleh pengertian yang menyeluruh, maka segi-segi subjektifpun perlu dipertimbangkan perasaan, keinginan, harapan, aspirasi-aspirasi seseorang agar dapat memahami tingkah lakunya. Kelompok lain mendukung tuntutan Maslow atas suatu pendekatan yang lebih luas, lebih menyeluruh dan bersifat multi displiner terhadap masalah-masalah umat manusia.

Sumber : Frank G. Gobel. 1987. Mazab ketiga. Drs. A. Supratinya. Yogya : Kanisius


Tidak ada komentar:

Posting Komentar